BANTUL, sdit.arraihan.org--Ada yang istimewa dengan POMG Kelas 2 Ibrahim SDIT Ar Raihan sore ini (2/3/2014). POMG Kali ini diselenggarakan di rumah wali murid. Bukan tanpa sebab, kelompok POMG ini berusaha lebih mengakrabkan hubungan di antara orang tua dengan guru, orang tua dengan orang tua.
“Penyelenggaraan POMG di rumah ada untung ruginya,” ujar Siska Yuniati, satu di antara wali murid. Jika diadakan di rumah, hubungan antara orang tua dengan orang tua dan orang tua dengan guru diharapkan semakin dekat. “Suasana yang informal secara tidak langsung akan menciptakan kondisi yang santai, nyaman, dan akrab,” ujar wali Yahya Abasrin itu. Walaupun begitu, ada konsekuensinya, lanjut Siska Yuniati. Ada persiapan ekstra yang harus dilakukan, terutama masalah tempat. Sementara itu, jika dilaksanakan di sekolah, kelompok dapat langsung memanfaatkan ruangan yang tersedia.
“Namun, itu masalah pilihan. Kami membentuk kelompok-kelompok kecil yang secara bergilir bertugas menjadi penyelenggara POMG. Kelompok-kelompok tersebut bebas memilih tempat yang diinginkan, boleh di rumah, boleh pula di sekolah,” ujar wali murid yang juga berprofesi sebagai guru itu. Kali ini, tempat yang dipilih adalah rumah Ibu Mulatun Ware Kinanti, wali dari Fathiya, yang terletak di Ponggok (Trimulyo, Jetis, Bantul).
Pertemuan POMG kali ini berlangsung santai. Wali kelas 2 Ibrahim, Bu Afi, pun terlihat hadir pada pertemuan itu. Pukul 15.50 acara dimulai dengan sambutan ketua POMG, Pak Mustaqim. Selanjutnya Bu Afi menyampaikan perihal perkembangan anak dan masalah ujian paruh semester.
Selain menghadirkan para wali murid dan wali kelas, penyelenggara juga mengundang pemateri. Kali ini yang didaulat sebagai pemateri adalah Bu Wiji, guru BTAQ SDIT Ar Raihan. Bu Wiji berbicara tentang gaya belajar anak. Menurut Bu Wiji, gaya belajar didefinisikan sebagai kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Ada pun macam gaya belajar anak adalah visual, auditori, dan kinestetik.
Anak bergaya visual ditandai dengan dominannya penggunaan penglihatan. Ciri-cirinya adalah anak cenderung melihat sikap, pasif dalam berdiskusi, dan kurang mampu mengingat audio. Lain halnya dengan anak bergaya visual, anak bergaya auditori justru lebih mengutamakan pendengaran sebagai alat penyerap informasi. Sementara itu, anak bertipe kinestetik ditandai dengan suka berjalan-jalan, suka menyentuh segala sesuatu yang ada di sekitarnya, tangannya terlihat aktif, dan suka bergerak.
Orang tua hendaknya mengenali dengan baik gaya belajar anak. Jika mengenal gaya belajar anak, orang tua dapat membantu anak dalam belajar. Dengan begitu, diharapkan penyerapan informasi akan lebih maksimal.
“Kuliah” singkat Bu Wiji tersebut diikuti dengan antusias oleh para orang tua. Namun sayang, waktu yang tersedia sangat terbatas. Sesuai jadwal, kegiatan harus segera diakhiri pada pukul 17.00 WIB. (sab)
“Penyelenggaraan POMG di rumah ada untung ruginya,” ujar Siska Yuniati, satu di antara wali murid. Jika diadakan di rumah, hubungan antara orang tua dengan orang tua dan orang tua dengan guru diharapkan semakin dekat. “Suasana yang informal secara tidak langsung akan menciptakan kondisi yang santai, nyaman, dan akrab,” ujar wali Yahya Abasrin itu. Walaupun begitu, ada konsekuensinya, lanjut Siska Yuniati. Ada persiapan ekstra yang harus dilakukan, terutama masalah tempat. Sementara itu, jika dilaksanakan di sekolah, kelompok dapat langsung memanfaatkan ruangan yang tersedia.
“Namun, itu masalah pilihan. Kami membentuk kelompok-kelompok kecil yang secara bergilir bertugas menjadi penyelenggara POMG. Kelompok-kelompok tersebut bebas memilih tempat yang diinginkan, boleh di rumah, boleh pula di sekolah,” ujar wali murid yang juga berprofesi sebagai guru itu. Kali ini, tempat yang dipilih adalah rumah Ibu Mulatun Ware Kinanti, wali dari Fathiya, yang terletak di Ponggok (Trimulyo, Jetis, Bantul).
Pertemuan POMG kali ini berlangsung santai. Wali kelas 2 Ibrahim, Bu Afi, pun terlihat hadir pada pertemuan itu. Pukul 15.50 acara dimulai dengan sambutan ketua POMG, Pak Mustaqim. Selanjutnya Bu Afi menyampaikan perihal perkembangan anak dan masalah ujian paruh semester.
Selain menghadirkan para wali murid dan wali kelas, penyelenggara juga mengundang pemateri. Kali ini yang didaulat sebagai pemateri adalah Bu Wiji, guru BTAQ SDIT Ar Raihan. Bu Wiji berbicara tentang gaya belajar anak. Menurut Bu Wiji, gaya belajar didefinisikan sebagai kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Ada pun macam gaya belajar anak adalah visual, auditori, dan kinestetik.
Anak bergaya visual ditandai dengan dominannya penggunaan penglihatan. Ciri-cirinya adalah anak cenderung melihat sikap, pasif dalam berdiskusi, dan kurang mampu mengingat audio. Lain halnya dengan anak bergaya visual, anak bergaya auditori justru lebih mengutamakan pendengaran sebagai alat penyerap informasi. Sementara itu, anak bertipe kinestetik ditandai dengan suka berjalan-jalan, suka menyentuh segala sesuatu yang ada di sekitarnya, tangannya terlihat aktif, dan suka bergerak.
Orang tua hendaknya mengenali dengan baik gaya belajar anak. Jika mengenal gaya belajar anak, orang tua dapat membantu anak dalam belajar. Dengan begitu, diharapkan penyerapan informasi akan lebih maksimal.
“Kuliah” singkat Bu Wiji tersebut diikuti dengan antusias oleh para orang tua. Namun sayang, waktu yang tersedia sangat terbatas. Sesuai jadwal, kegiatan harus segera diakhiri pada pukul 17.00 WIB. (sab)